Android
Masih Jadi Sasaran Program Jahat
KOMPAS.com - Program jahat atau malware masih menjadi momok untuk sistem operasimobile terbuka besutan Google, Android.
Sebuah laporan terbaru dari firma riset F-Secure yang dikutip oleh CNet menunjukkan, dari 277 "keluarga" malware di perangkat mobile yang ditemukan sepanjang kuartal pertama 2014, sebanyak 275 di antaranya atau hampir semua menyasar Android.
Sebaliknya, iOS dan Symbian masing-masing hanya disasar satu "keluarga" malware. Penelitian F-Secure kali ini dilakukan dalam jangka waktu Januari hingga Maret 2014.
F-Secure menganalisa sampel aplikasi dari toko-toko aplikasi, forum pengembang aplikasi, dan lokasi-lokasi online lainnya. Aplikasi yang ditemukan terinfeksi malware dikategorikan sebagai "keluarga" berdasarkan kesamaan kode dan perilaku program.
Kebanyakan malware yang ditemukan berbentuk trojan, yang berusaha mengirimkan pesan SMS (bertarif premium) lalu mencuri informasi pengguna.
Isu keamanan telah lama menjadi bahan perdebatan antara Google dan vendor produk sekuriti. Google sempat menuduh bahwa para vendor ini melebih-lebihkan soal kerawanan Android untuk menjual produk sekuriti mereka.
Sementara, vendor produk sekuriti balik berargumen bahwa popularitas Android telah menjadikannya sasaran empuk bagi para penjahat cyber.
Meski Google telah menerapkan berbagai mekanisme untuk menangkap malware, toko aplikasi resmi untuk Android, Google Play Store, beberapa kali sempat kecolongan. Minggu lalu, misalnya, ditemukan aplikasi malware berbentuk wallpaper yang diam-diam mengubah perangkat terinfeksi menjadi alat menambang Bitcoin.
Untuk melindungi diri, F-Secure menyarankan para pengguna Android agar menerapkan upaya-upaya pencegahan seperti hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi, meneliti sebelum memberikan izin akses perangkat untuk aplikasi, dan menggunakan kuncilockscreen untuk mencegah pemakaian tanpa izin.
Sebuah laporan terbaru dari firma riset F-Secure yang dikutip oleh CNet menunjukkan, dari 277 "keluarga" malware di perangkat mobile yang ditemukan sepanjang kuartal pertama 2014, sebanyak 275 di antaranya atau hampir semua menyasar Android.
Sebaliknya, iOS dan Symbian masing-masing hanya disasar satu "keluarga" malware. Penelitian F-Secure kali ini dilakukan dalam jangka waktu Januari hingga Maret 2014.
F-Secure menganalisa sampel aplikasi dari toko-toko aplikasi, forum pengembang aplikasi, dan lokasi-lokasi online lainnya. Aplikasi yang ditemukan terinfeksi malware dikategorikan sebagai "keluarga" berdasarkan kesamaan kode dan perilaku program.
Kebanyakan malware yang ditemukan berbentuk trojan, yang berusaha mengirimkan pesan SMS (bertarif premium) lalu mencuri informasi pengguna.
Isu keamanan telah lama menjadi bahan perdebatan antara Google dan vendor produk sekuriti. Google sempat menuduh bahwa para vendor ini melebih-lebihkan soal kerawanan Android untuk menjual produk sekuriti mereka.
Sementara, vendor produk sekuriti balik berargumen bahwa popularitas Android telah menjadikannya sasaran empuk bagi para penjahat cyber.
Meski Google telah menerapkan berbagai mekanisme untuk menangkap malware, toko aplikasi resmi untuk Android, Google Play Store, beberapa kali sempat kecolongan. Minggu lalu, misalnya, ditemukan aplikasi malware berbentuk wallpaper yang diam-diam mengubah perangkat terinfeksi menjadi alat menambang Bitcoin.
Untuk melindungi diri, F-Secure menyarankan para pengguna Android agar menerapkan upaya-upaya pencegahan seperti hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi, meneliti sebelum memberikan izin akses perangkat untuk aplikasi, dan menggunakan kuncilockscreen untuk mencegah pemakaian tanpa izin.
Sumber kompas.com