Ramuan Hindiba, Obat Kanker Warisan Kedokteran Islam
foto-foto: dogaltedavi.net
Semua orang ingin sehat. Penyakit sebisa mungkin dihindari, apalagi kanker. Kanker merupakan penyakit mematikan yang ditakuti umat manusia. Badan kesehatan dunia, WHO memperkirakan pada 2030, akan ada 75 juta orang yang terkena kanker di seluruh dunia.
Kanker bukanlah penyakit baru. Di era kejayaan peradaban Islam,
para dokter Muslim telah mampu mendiagnosis dan mengobati penyakit
kanker. Tak hanya itu, dokter Muslim, seperti Ibnu Sina dan al-Baitar
pun telah menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit yang mematikan itu.
Adalah al-Baitar, seorang ilmuwan Muslim abad ke-12 M yang berhasil
menemukan ramuan herbal untuk meng obati kanker bernama Hindiba. Ramuan
Hindiba yang ditemukan al-Baitar itu mengandung zat antikanker yang
juga bisa menyembuhkan tumor dan ganguan-gangguan neoplastic.
Kepala Departemen Sejarah dan Etika, Universitas Istanbul, Turki, Prof Nil Sari dalam karyanya Hindiba: A Drug for Cancer Treatment in Muslim Heritage,
telah membuktikan khasiat dan kebenaran ramuan herbal Hindiba yang
ditemukan al-Baitar itu. Ia dan sejumlah dokter lainnya telah melakukan
pengujian secara ilmiah dan bahkan telah mempatenkan Hindiba yang
ditemukan al-Baitar.
Menurut Prof Nil Sari, Hindiba telah dikenal para ahli pengobatan
(pharmacologis) Muslim, serta herbalis di dunia Islam. Umat Muslim telah
menggunakan ramuan untuk menyembuhkan kanker jauh sebelum dokter di
dunia Barat menemukannya, ungkap Prof Nil Sari.
Setelah melakukan pengujian secara ilmiah, Prof Nil Sari
menyimpulkan bahwa, Hindiba memiliki kekuatan untuk mengobati berbagai
penyakit. Hindiba dapat membersihkan hambatan yang terdapat pada
saluran-saluran kecil di dalam tubuh, khususnya dalam sistem pencernaan.
Tapi domain yang paling spektakuler adalah kekuatannya yang dapat
menyembuhkan tumor.
Untuk melacak khasiat dan ramuan Hindiba, Prof Nil Sari pun
melakukan penelitian terhadap literatur pengobatan masa lalu. Ia melacak
dua masterpiece ilmuwan Muslim, yakni Ibnu Sina lewat Canon of Medicine
serta ensiklopedia tanaman yang ditulis al-Baitar.
"Ketika kami melihat teks lama secara lebih dekat, kami melihat
adanya kebenaran yang sedikit sekali kami ketahui tentang ramuan tanaman
(herbal) di masa lalu," ungkapnya.
Dalam teks peninggalan kejayaan Islam itu dijelaskan bahwa Hindiba dan berbagai jenis herbal lainnya dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni herbal yang diolah dan herbal yang tak diolah.
Dalam teks peninggalan kejayaan Islam itu dijelaskan bahwa Hindiba dan berbagai jenis herbal lainnya dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni herbal yang diolah dan herbal yang tak diolah.
Menurut teks pengobatan kuno, keampuhan pengobatan kanker dengan
menggunakan Hindiba didasarkan atas pertimbangan teoritis pengobatan,
yakni efek obat-obatan medis beroperasi sesuai dengan sifat dari
konstituen.
Menurut Prof Nil, konstituen yang dihasilkan dari dekomposisi akan memiliki efek yang disebut energi. Potensi kualitas panas dan dingin dalam sifat obat akan keluar sebagai hasil dekomposisi dalam tubuh.
Menurut Prof Nil, konstituen yang dihasilkan dari dekomposisi akan memiliki efek yang disebut energi. Potensi kualitas panas dan dingin dalam sifat obat akan keluar sebagai hasil dekomposisi dalam tubuh.
Komponen aktif komponen alami yang panas akan segera bereaksi. Akan
tersebar melalui jaringan secara efektif. Konstituen panas bereaksi
sebelum konstituen dingin dan membersihkan hambatan dalam saluransaluran
kecil pada bagian tubuh dan memperlancar penyebaran konstituen dingin.
Kemudian, unsur dingin itu datang dan mulai berfungsi menjalankan
fungsinya.
Dalam risalah kedokteran berbahasa Arab, peninggalan era keemasan
Islam, disebutkan bahwa semua jenis pembengkakan seperti kutil atau
benjolan telah menyebabkan gangguan pada saluran.
Sedangkan kanker digambarkan sebagai massa yang keras. Diidentifikasi sebagai pembengkakan yang keras, kanker berkembang dari kecil kemudian menjadi besar ditambah dengan rasa sakit.
Sedangkan kanker digambarkan sebagai massa yang keras. Diidentifikasi sebagai pembengkakan yang keras, kanker berkembang dari kecil kemudian menjadi besar ditambah dengan rasa sakit.
Mengutip catatan Ibnu Sina dalam Canon of Medicine, Prof
Nil Sari mengungkapkan, tumor atau kanker, bila di biarkan akan semakin
bertambah ukur annya. Sehingga kanker itu akan menyebar dan merusak.
Akarnya dapat menyusup di antara elemen jaringan tubuh. Prof Nil Sari menemukan gambaran serupa tentang kanker dalam manuskrip pengobatan di era Usmani.
Akarnya dapat menyusup di antara elemen jaringan tubuh. Prof Nil Sari menemukan gambaran serupa tentang kanker dalam manuskrip pengobatan di era Usmani.
Menurut Ibnu Sina, tumor digolongkan menjadi dua, yakni tumor panas
dan dingin. Tumor yang berwarna dan terasa hangat saat disentuh
biasanya disebut tumor panas, sementara tumor yang tidak berwarna dan
terasa hangat disebut tumor dingin. Ibnu Sina menyebut kanker sebagai
bentuk tumor yang berada di antara tumor dingin.
Khasiat Hindiba diteliti Prof Prof Nil Sari dengan menyajikan data
yang mendalam mengenai latar belakang teori percobaan invivo dan invitro
dengan sari herbal dari Turki. Ia memulai dari filsafat Turki Usmani,
yang berakar dari pengobatan Islam.
Dalam karyanya ini, disebutkan bahwa obat Cichorium intybus L dan Crocus sativus L diidentifikasi sebagai alternatif tanaman yang identik satu sama lain yang merupakan komponen aktif untuk pengobatan kanker.
Dalam karyanya ini, disebutkan bahwa obat Cichorium intybus L dan Crocus sativus L diidentifikasi sebagai alternatif tanaman yang identik satu sama lain yang merupakan komponen aktif untuk pengobatan kanker.
Prof Nil Sari dan rekannya Dr Hanzade Dogan mencampurkan C intybus L
dan kunyit (saffron) dari Safranbolu, seperti yang dijelaskan teks
pengobatan lama. Yang lebih menarik adalah hasil penelitian laboratorium
kami yang menunjuk kan bahwa dari ekstrak C intybus L yang ditemukan
menjadi paling aktif pada kanker usus besar, ujar Prof Nil Sari.
Menurut dia, Hindiba terbukti sangat efektif mengobati kanker.
Sayangnya, kata dia, pada zaman dahulu, Hindiba lebih banyak disarankan
sebagai obat untuk perawatan tumor.
Hal itu terungkap dalam kitab Ibnu al-Baitar. Menurut al-Baitar, jika ramuan Hindiba dipanaskan, dan busanya diambil dan disaring kemudian diminum akan bermanfaat untuk menyembuhkan tumor.
Hal itu terungkap dalam kitab Ibnu al-Baitar. Menurut al-Baitar, jika ramuan Hindiba dipanaskan, dan busanya diambil dan disaring kemudian diminum akan bermanfaat untuk menyembuhkan tumor.
Pakar pengobatan di era Kesultanan Turki Usmani, Mehmed Mumin,
mengungkapkan bahwa Hindiba bisa mengobati tumor dalam organ internal.
Namun, lebih sering dianjurkan untuk perawatan tumor pada tenggorokan.
Jika kayu manis dicampurkan pada jus Hindiba (khusus yang diolah dengan baik) dapat digunakan un tuk obat kumurkumur serta bermanfaat pula untuk perawatan tumor, sakit dan radang tenggorokan.
Jika kayu manis dicampurkan pada jus Hindiba (khusus yang diolah dengan baik) dapat digunakan un tuk obat kumurkumur serta bermanfaat pula untuk perawatan tumor, sakit dan radang tenggorokan.
►►►
Al-Baitar: Sang Penemu Hindiba Abu Muhammad Abdallah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi, itulah nama lengkap ilmuwan Muslim legendaris yang biasa dipanggil al-Baitar.
Ia adalah seorang ahli botani (tetumbuhan) dan farmasi (obat-obatan) pada era kejayaan Islam. Terlahir pada akhir abad ke-12 M di kota Malaga (Spanyol), Ibnu Al-Baitar menghabiskan masa kecilnya di tanah Andalusia tersebut.
Minatnya pada tumbuh-tumbuhan sudah tertanam semenjak kecil.
Beranjak dewasa, dia pun belajar banyak mengenai ilmu botani kepada Abu
al-Abbas al-Nabati yang pada masa itu merupakan ahli botani terkemuka.
Dari sinilah, al-Baitar pun lantas banyak berkelana untuk mengumpulkan
beraneka ragam jenis tumbuhan.
Tahun 1219 dia meninggalkan Spanyol untuk sebuah ekspedisi mencari
ragam tumbuhan. Bersama beberapa pembantunya, al-Baitar menyusuri
sepanjang pantai utara Afrika dan Asia Timur Jauh.
Tidak diketahui apakah jalan darat atau laut yang dilalui, namun lokasi utama yang pernah disinggahi antara lain Bugia, Qastantunia (Konstantinopel), Tunisia, Tripoli, Barqa dan Adalia. Setelah tahun 1224 al-Baitar bekerja untuk al-Kamil, gubernur Mesir, dan di percaya menjadi kepala ahli tanaman obat.
Tidak diketahui apakah jalan darat atau laut yang dilalui, namun lokasi utama yang pernah disinggahi antara lain Bugia, Qastantunia (Konstantinopel), Tunisia, Tripoli, Barqa dan Adalia. Setelah tahun 1224 al-Baitar bekerja untuk al-Kamil, gubernur Mesir, dan di percaya menjadi kepala ahli tanaman obat.
Tahun 1227, al-Kamil meluaskan kekuasaannya hingga Damaskus dan
al-Baitar selalu menyertainya di setiap perjalanan. Ini sekaligus
dimanfaatkan untuk banyak mengumpulkan tumbuhan.
sifamarket.com
Ketika tinggal beberapa tahun di Suriah, Al-Baitar berkesempatan mengadakan penelitian tumbuhan di area yang sangat luas, termasuk Saudi Arabia dan Palestina, di mana dia sanggup mengumpul kan tanaman dari sejumlah lokasi di sana. Sumbangsih utama Al-Baitar adalah Kitab al-Jami fi al-Adwiya al- Mufrada.
Buku ini sangat populer dan merupakan kitab paling terkemuka
mengenai tumbuhan dan kaitannya dengan ilmu pengobatan Arab. Kitab ini
menjadi rujukan para ahli tumbuhan dan obat-obatan hingga abad ke-16.
Ensiklopedia tumbuhan yang ada dalam kitab ini mencakup 1.400 item, terbanyak adalah tumbuhan obat dan sayur mayur termasuk 200 tumbuhan yang sebelumnya tidak diketahui jenisnya.
Kitab tersebut pun dirujuk oleh 150 penulis, kebanyakan asal Arab, dan dikutip oleh lebih dari 20 ilmuwan Yunani sebelum diterjemahkan ke bahasa Latin serta dipublikasikan tahun 1758. Karya fenomenal kedua Al-Baitar adalah Kitab al-Mughni fi al-Adwiya al-Mufradayakni ensiklopedia obat-obatan.
Ensiklopedia tumbuhan yang ada dalam kitab ini mencakup 1.400 item, terbanyak adalah tumbuhan obat dan sayur mayur termasuk 200 tumbuhan yang sebelumnya tidak diketahui jenisnya.
Kitab tersebut pun dirujuk oleh 150 penulis, kebanyakan asal Arab, dan dikutip oleh lebih dari 20 ilmuwan Yunani sebelum diterjemahkan ke bahasa Latin serta dipublikasikan tahun 1758. Karya fenomenal kedua Al-Baitar adalah Kitab al-Mughni fi al-Adwiya al-Mufradayakni ensiklopedia obat-obatan.
Obat bius masuk dalam daftar obat terapetik. Ditambah pula dengan
20 bab tentang beragam khasiat tanaman yang bermanfaat bagi tubuh
manusia. Pada masalah pembedahan yang dibahas dalam kitab ini, Al-Baitar
banyak dikutip sebagai ahli bedah Muslim ternama, Abul Qasim Zahrawi.
Selain bahasa Arab, Baitar pun kerap memberikan nama Latin dan Yunani kepada tumbuhan, serta memberikan transfer pengetahuan.
Selain bahasa Arab, Baitar pun kerap memberikan nama Latin dan Yunani kepada tumbuhan, serta memberikan transfer pengetahuan.
Kontribusi Al-Baitar tersebut merupakan hasil observasi, penelitian
serta pengklasifikasian selama bertahun-tahun. Dan karyanya tersebut di
kemudian hari amat mempengaruhi perkembang an ilmu botani dan
kedokteran baik di Eropa maupun Asia.
Meski karyanya yang lain K itab Al-Jamibaru diterjemahkan dan dipublikasikan ke dalam bahasa asing, namun banyak ilmuwan telah lama mempelajari bahasan-bahasan dalam kitab ini dan memanfaatkannya bagi kepentingan umat manusia.
Meski karyanya yang lain K itab Al-Jamibaru diterjemahkan dan dipublikasikan ke dalam bahasa asing, namun banyak ilmuwan telah lama mempelajari bahasan-bahasan dalam kitab ini dan memanfaatkannya bagi kepentingan umat manusia.
sifalicaylar.blogcu.com
sumber : http://www.jurnalhajiumroh.com/post/dunia-islam/hindiba-tanaman-obat-kanker-warisan-kedokteran-islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar