Saat Ahok preteli kebijakan jam masuk sekolah rancangan Foke
MERDEKA.COM, Fauzi Bowo membuat kebijakan kontroversial saat baru satu
tahun menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Saat itu, dia mengubah jam masuk
sekolah lebih pagi dari pukul 07.00 WIB menjadi pukul 06.30 WIB.
Menurut Fauzi, strategi ini cukup ampuh mengurangi 14 persen kemacetan di Jakarta terutama di jam-jam sibuk yakni pagi dan sore hari.
Kebijakan itu diputuskan pada bulan November 2008. Seperti kebanyakan kebijakan lainnya, aturan itu terlebih dulu disosialisasikan dan mulai diterapkan 1 Januari 2009.
Alasan utama pria yang akrab disapa Foke itu menetapkan aturan jam masuk sekolah lebih pagi karena waktu yang berbarengan dengan jam kerja pegawai kantor dan aktivitas warga lainnya membuat beban jalan tak seimbang dengan volume kendaraan yang beroperasi. Alhasil, kendaraan menumpuk di waktu yang sama.
Kebijakan Foke itu kemudian menimbulkan pro dan kontra. Siswa-siswi juga tak setuju karena waktu itu terlalu pagi. Beberapa kalangan termasuk DPRD DKI Jakarta menyarankan Foke untuk mengkaji ulang kebijakan itu. Akhirnya terjadilah perdebatan panjang.
Dengan alasan mengurangi macet, Foke seolah tak peduli dengan polemik yang terjadi akibat usulannya. Foke bersikukuh aturan harus tetap berjalan jika warga tak ingin stuck akibat macet.
Foke yakin kebijakannya akan mendatangkan hal positif. Menghindari polemik berkepanjangan, dia mengimbau pandangan para siswa tidak diikutsertakan dalam kebijakan itu.
"Jangan tanya anak sekolah. Kalau tanya sama mereka, pasti dibilang ngapain bangun lebih pagi," kata Foke kala itu.
Setelah empat tahun kebijakan berjalan, sekumpulan guru yang tergabung dalam Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) mengeluhkan ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Bak gayung bersambut, pria yang akrab disapa Ahok itu juga sepakat waktu sekolah dikembalikan ke aturan awal.
"Kami ingin jam masuk sekolah diubah pukul 7 pagi dan Pak Ahok oke, akan direalisasikan segera," kata Ketua FMGJ Retno Listyarti usai bertemu Ahok di Balai Kota, Senin (19/11) kemarin.
Menurutnya, jam masuk sekolah yang berlaku saat ini terlalu menguras tenaga dan otak siswa. Toh kebijakan yang dipilih tersebut pada akhirnya tidak mengurangi macet di Jakarta.
"Siswa tidak cukup tidur karena kurang dari enam jam. Sebanyak 67,65 persen siswa tidak cukup tidur. Mereka juga tidak sempat sarapan," jelasnya.
Kondisi ini membuat siswa stres. "Inilah yang berujung mental yang labil dan bisa jadi penyebab awal munculkan tawuran," tegas Retno.
Mendengar permintaan para guru, Ahok berjanji segera membahas permasalahan itu dengan Gubernur Joko Widodo. Secara pribadi, Ahok pun tak setuju dengan aturan itu.
"Kita akan kaji tapi kita minta data. Nih anak-anak jadi stres gara-gara nggak sarapan, anak saya juga nggak sarapan pagi-pagi. Memang usulan perubahan jadwal itu sudah banyak," kata Ahok.
Menanggapi rencana mengembalikan jam masuk sekolah ke aturan awal pukul 07.00 WIB, pengamat pendidikan Darmaningtyas sangat mendukung. Menurutnya, fakta di lapangan soal kemacetan Jakarta jadi bukti kuat kebijakan ini tak berhasil.
"Dulu saya setuju jam masuk sekolah dimajukan kalau alasannya untuk mengurangi kemacetan, tapi setelah melihat fakta di lapangan, ternyata tak berhasil," kata Darmaningtyas saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/11).
Menurutnya, infrastruktur angkutan umum di Jakarta belum mendukung untuk menerapkan kebijakan itu.
"Sebagian besar siswa di Jakarta itu menggunakan angkutan umum. Nah kemudian masalahnya mana ada orang tua tega biarkan anaknya subuh-subuh udah nunggu angkutan, alhasil mereka tetap diantarkan?" katanya.
"Nah kalau begitu sama saja tidak mengurangi macet sebelumnya dikatakan 14 persen penyebabnya karena jam sekolah yang berbarengan dengan aktivitas lainnya," jelasnya.
Dia juga setuju, jika jam belajar yang terlalu pagi tak terlalu baik untuk menyerap bahan pelajaran yang diajarkan.
"Mereka bangun harus lebih pagi, sementara jam tidur nggak bisa diatur kan. Jadi saya rasa jam 7 pagi paling ideal memulai pelajaran," tandasnya.
Menurut Fauzi, strategi ini cukup ampuh mengurangi 14 persen kemacetan di Jakarta terutama di jam-jam sibuk yakni pagi dan sore hari.
Kebijakan itu diputuskan pada bulan November 2008. Seperti kebanyakan kebijakan lainnya, aturan itu terlebih dulu disosialisasikan dan mulai diterapkan 1 Januari 2009.
Alasan utama pria yang akrab disapa Foke itu menetapkan aturan jam masuk sekolah lebih pagi karena waktu yang berbarengan dengan jam kerja pegawai kantor dan aktivitas warga lainnya membuat beban jalan tak seimbang dengan volume kendaraan yang beroperasi. Alhasil, kendaraan menumpuk di waktu yang sama.
Kebijakan Foke itu kemudian menimbulkan pro dan kontra. Siswa-siswi juga tak setuju karena waktu itu terlalu pagi. Beberapa kalangan termasuk DPRD DKI Jakarta menyarankan Foke untuk mengkaji ulang kebijakan itu. Akhirnya terjadilah perdebatan panjang.
Dengan alasan mengurangi macet, Foke seolah tak peduli dengan polemik yang terjadi akibat usulannya. Foke bersikukuh aturan harus tetap berjalan jika warga tak ingin stuck akibat macet.
Foke yakin kebijakannya akan mendatangkan hal positif. Menghindari polemik berkepanjangan, dia mengimbau pandangan para siswa tidak diikutsertakan dalam kebijakan itu.
"Jangan tanya anak sekolah. Kalau tanya sama mereka, pasti dibilang ngapain bangun lebih pagi," kata Foke kala itu.
Setelah empat tahun kebijakan berjalan, sekumpulan guru yang tergabung dalam Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) mengeluhkan ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Bak gayung bersambut, pria yang akrab disapa Ahok itu juga sepakat waktu sekolah dikembalikan ke aturan awal.
"Kami ingin jam masuk sekolah diubah pukul 7 pagi dan Pak Ahok oke, akan direalisasikan segera," kata Ketua FMGJ Retno Listyarti usai bertemu Ahok di Balai Kota, Senin (19/11) kemarin.
Menurutnya, jam masuk sekolah yang berlaku saat ini terlalu menguras tenaga dan otak siswa. Toh kebijakan yang dipilih tersebut pada akhirnya tidak mengurangi macet di Jakarta.
"Siswa tidak cukup tidur karena kurang dari enam jam. Sebanyak 67,65 persen siswa tidak cukup tidur. Mereka juga tidak sempat sarapan," jelasnya.
Kondisi ini membuat siswa stres. "Inilah yang berujung mental yang labil dan bisa jadi penyebab awal munculkan tawuran," tegas Retno.
Mendengar permintaan para guru, Ahok berjanji segera membahas permasalahan itu dengan Gubernur Joko Widodo. Secara pribadi, Ahok pun tak setuju dengan aturan itu.
"Kita akan kaji tapi kita minta data. Nih anak-anak jadi stres gara-gara nggak sarapan, anak saya juga nggak sarapan pagi-pagi. Memang usulan perubahan jadwal itu sudah banyak," kata Ahok.
Menanggapi rencana mengembalikan jam masuk sekolah ke aturan awal pukul 07.00 WIB, pengamat pendidikan Darmaningtyas sangat mendukung. Menurutnya, fakta di lapangan soal kemacetan Jakarta jadi bukti kuat kebijakan ini tak berhasil.
"Dulu saya setuju jam masuk sekolah dimajukan kalau alasannya untuk mengurangi kemacetan, tapi setelah melihat fakta di lapangan, ternyata tak berhasil," kata Darmaningtyas saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/11).
Menurutnya, infrastruktur angkutan umum di Jakarta belum mendukung untuk menerapkan kebijakan itu.
"Sebagian besar siswa di Jakarta itu menggunakan angkutan umum. Nah kemudian masalahnya mana ada orang tua tega biarkan anaknya subuh-subuh udah nunggu angkutan, alhasil mereka tetap diantarkan?" katanya.
"Nah kalau begitu sama saja tidak mengurangi macet sebelumnya dikatakan 14 persen penyebabnya karena jam sekolah yang berbarengan dengan aktivitas lainnya," jelasnya.
Dia juga setuju, jika jam belajar yang terlalu pagi tak terlalu baik untuk menyerap bahan pelajaran yang diajarkan.
"Mereka bangun harus lebih pagi, sementara jam tidur nggak bisa diatur kan. Jadi saya rasa jam 7 pagi paling ideal memulai pelajaran," tandasnya.
Sumber: http://id.berita.yahoo.com/saat-ahok-preteli-kebijakan-jam-masuk-sekolah-rancangan-225000211.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar